AKHIRNYA AKU MENGETAHUI
Akhirnya aku mengetahui setelah menekunimu. Dan aku berterima kasih pada materi dan pengetahuannya karena telah memberitahukanku bagaimana wajahmu. Bahwa ternyata, yang paling mengerikan dan menakutkan ialah ketakutan itu sendiri. Takut, takut dan takut. Takut untuk mencoba, takut mengambil sikap, takut ditertawai, takut menerima konsekuensi, takut karena nggak mau berani membuka suara agar para penjahat kapok. Itu saja.
Akrinya aku memahaminya setelah hampir setahun menyimakmu. Dan aku berterima kasih pada kenyataannya yang sudah membuatku mengerti, sebuah pelajaran yang tak pernah diajari oleh guru dan maha guru di tempat pendidikan. Bahwa ternyata, ketakutan itu membuat kita tidak bermartabat, membikin diri kerdil dan hidup di dalam ketidakberimanan. Memperlihatkan diri sendiri tidak berdaya karena tak mau berprinsip dan berpendirian militansi. Bahwa apa gunanya kenyamanan dan kedamaian kalau diri kita menjalani sebuah kehidupan dalam kebohongan? Membohongi hati nurani sendiri? memalsukan diri sendiri?
Padahal, tau kau padahal ketakutan hanyalah bayang-banyang yang hidup di dalam kepala sendiri, dan akan menjadi penyakit yang menggerogoti jiwa dan tubuh menjadi lapuk layu.
Tentu saja kita membutuhkan energi untuk menentangnya. Energi itu tidak lain adalah kekuatan solidaritas kemanusiaan, yang berapi-api berkobar ilmu dan berpengetahuannya, objektif dan ilmiah. Semua itu, jangan kita bermimpi kemenangan kalau malas belajar untuk tekun, dan masih takut mendidik diri untuk berjiwa berani, menjadikan diri bermartabat.
Akhirnya aku mengerti setelah melihat tingkah keragu-raguanmu, yang sibuk resah dengan gejolak jiwa sendiri karena kenangan hari lalu yang tak sudi menolong. Bahwa bagiku, kita jangan malu dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada diri.
Kau, berdamailah dengan hati sendiri, karena kehidupan tak selamanya gelap. Beranilah angkat suara yang lantang.! Bila sudi, kau meneriakilah pengertian-pengertian kemanusiaan sekeras-kerasnya pada manusia-manusia iblis dan jahat.! Agar mereka mengerti. Dan aku bersamamu dalam api solidaritas.!
Tau kah kau, "hidup ini begitu sederhana, yang pelik hanyalah lika-liku penafsiran orang saja", demikian kata penulis cerita sejarah yang aku kagumi, Pramoedya Ananta Toer.
15 Oktober, 2023
Lentera Merah
Komentar
Posting Komentar