Mengapa, Harus Berani!?

aku ingin menjadi jiwa yang hebat!

Mengapa harus berani, Cen.?

Dan mengapa kau harus mendidik diri menjadi lebih berani lagi.?

Bisa kah kau berani menjawab pertanyaan sederhana itu saat ini.?

Boleh kah kau tunjukan wujud keberanian dalam jiwamu, hati, kepala dan tindakanmu.?

Tanyakan-lah itu pada dirimu, sekali lagi, dengan suara yang lebih keras.!

Silahkan.! Segeralah.! Lekaslah.!

Menunggu.? Menunggu tidak akan menghasilkan apa-apa, Cen. Menunggu hanya akan membuatmu makin kerdil. Menunggu pun tak akan membikin dirimu maju lebih jauh dan menjadi bermartabat.

Kau mengerti bukan.?

hei, Cen, Kau seorang terpelajar. Ingat-ingatlah selalu ini: Martabat seorang diri manusia itu lebih mahal daripada uang.! Daripada emas.! Daripada puji-pujian.! Kemewahan, kemapanan dan kedamaian hidup di tengah-tengah kemunafikan.!

Semua itu membutuhkan kesabaran dan keberanian yang akbar.

Dan kau tau, keberanian sesungguhnya bukan anugerah. Bukan hadiah atau karunia yang datang dari langit. Tetapi hasil dari latihan setiap hari, sebuah wujud dari kemajuan tindakan yang manusiawi.

Kau, harus melatih keberanianmu terus menerus.!

Bukan kah sudah jauh hari kau diindoktrinasi oleh karya-karya visioner, progresif dan revolusioner seperti Pram, Lukman Njoto, Wiji Thukul, Semsar Siahaan, Surya Anta Ginting, dan Danial Indrakusuma. Lalu kau mengagumi dan mengimaninya kan.

Akh,

Aku ingin melihat militansimu, lebih maju dan berani lagi.

Agar kau bermartabat.!


Cen, apa artinya hidup dalam kedamaian kalau sebuah kebenaran harus dilecehkan, kalau hidup dalam kepalsuan, dan takut pada konsekuensi.?

Apa, Cen.? Coba jawab.! Kau seorang terpelajar kan.!

Mengapa harus hidup mewah, mapan, punya banyak uang, kaya raya, mendapatkan puji-pujian kalau semuanya hasil dari kebohongan.? Kalau tak bisa merubah tatanan sosialmu untuk beradab dan lebih manusiawi lagi.?

Bukan kah ini nazar kau sejak awal: berpihak pada pembebasan daripada penindasan.! Pada keindahan daripada kehancuran.!

Sekali lagi kau seorang terpelajar, Cen.!

Dan kita semua

kita yang tersisa ini

adalah orang-orang terpelajar yang sadar, punya pendirian yang sudah diuji dan dilatih, punya sikap yang harus lebih berani.!

Bukan kah begitu.?

Dan harus seperti itu kan.!

Agar sekali lagi hidup bermartabat

beradab dan lebih manusiawi lagi.!

Istikomalah.!


Ternate, 22 Oktober, 2023.

Lentera Merah.

[sapaan nama "Cen" di atas, bukan berkarakter hanya untuk diriku. tetapi untuk siapapun yang merasa keberaniannya belum, atau dicuri, hilang dirudapaksa oleh arus kehidupan yang makin pelit, dangkal dan tak berhati].

Komentar

Postingan Populer