ORASI-KU JELANG PILPRES JANGAN PILIH CAPRES PENCULIKSS!
![]() |
Lukisan karya, Wahyu Susilo. |
Hey gays, kawan-kawanss, teman-temanss, dan saudara-saudaranss, sekalian. Mari kepalkan tangan kiri, tinju ke langit setinggi-tingginya dan berseru-lah; Hidup demokrasi.!
Bagaimana bisa? Lihat, di akar rumputnya bisa saja berlaga paling ideologis, padahal di elit-nya makin tampak super pragmatis. hahaha.
Makanya, saudara-saudara sekalian, jangan pilih si penculikss, sang capres pujaan Budiman Sujadjmiko, ingatlah Wiji, Herman, Sigit, Wawan, dan lain-lain, hingga pembunuhan Munir, karena hari ini kita menikmati kebebasan hasil dari jerih payah mereka yang mati ditembak, diculik, disiksa, diperkosa dan diracuni. Itulah mengapa sekali lagi jangan pilih capres penculikss, apalagi bergandengan tangan dengannya, TIDAK..! Karena apabila dia dipilih, sebagai pemimpin bangsa, pasti belaga superior dan paling Soerhartoikss. Percaya nggak? Percaya saja lah.. kalau nggak, yaudah, silahkan ajak pikiranmu berpikir lebih kritis.!
Beginilah politik kekuasaan borjuasi, saudara-saudara sekalian. Segera lihat-lah, lekas-lah tengok sekali lagi kawan-kawan, segala macam yang dilakukan mereka serba praktis dan tak pernah demokratis. Busuk dan menjijikan. Di mulutnya berdongeng tentang perubahan, kesejahteraan dan keadilan, tapi meninggal anak-anak tak bisa mencapai impian indahnya kerena mahal pendidikan. Semua ucapan para paslon serupa najis. Tidak lain dari itu, sungguh. Jangan percaya.! Kita harus sanksi dan curiga.! hahaha.., entar, gua tertawa lagi. hahaha.
Gini ya gays, kita sebagai Rakyat jelata, tata kelola baper di hati harus diatur dengan taktis. Tidak boleh tidak.! Maka nggak lain pula alangkah baiknya langkah yang harus dilakukan adalah, sikap tekad dan ketegaran seorang diri. Maksudku, siapkanlah hati yang kuat iman dan tahan uji, atos semacam baja. Mengapa? Agar bisa menghantam balik tembok kemungkinan, agar dapat memukul segala konsekuensi yang datang dengan senjata pembungkamannya dikala kita melawan. Hal itu, harus dilakukan dengan kesadaran yang militansi dan tak goyah oleh kekalahan demi kekalahan, supaya kelak generasi kita tidak lagi meringis-meringis atau mengais-ngais pantat kekuasaan, segaja dididik tidak produktif dan dijadikan budak seperti sekarang. Menangis lagi di atas tanah dan air sendiri. Maka, mari kita ubah tatanan sosial negeri ini untuk bermoral kerakyatan, beradab dan lebih manusiawi.! Kita didik mereka, manusia penindas, manusia-manusia iblis dengan pengertian-pengertian impian pembebasan, yang kita mimpikan selama ini, yang kita suarakan sampai detik ini.!
Kawan-kawan, segala kemungkinan cepat atau lambat pasti datang. Kalah dan menang ada di langkah kita hari ini. Bahwa sudah lama kita mengetahuinya bukan, bagaimana politik praktis itu dituhankan mereka, manusia-manusia iblis. Meski pun tidak ada teoritis, dan mereka jelas rupanya siluman akademis, tetapi segala moral, etika, ideologi, seolah-olah digubris. Padahal ya, sekali lagi padahal hanya ditepis ujung kulitnya yang manis. Hmmm
Kawan-kawan, ketahui-lah bahwa pemburu kuasa bukan-lah altruis. Tetapi memang mereka manusia-manusia iblis, sekali lagi manusia-manusia iblis.! Karena yang utama dan terpenting bagi mereka adalah power-nya jangan sampai terkikis. Dan wajah-wajah mereka kini makin nampak di depan hidung kita, galak dan bengis.
Lalu, kawan-kawan, kawan-kawanku yang militansi tak takut mati di dalam perjuangan pembebasan Rakyat miskin yang papa, yang dihinakan, yang terkapar sekarat, yang hidup dalam kesunyian, yang tercabik-cabik derita dan kesengsaraannya akibat pembodohan dan kebohongan manusia-manusia iblis. Mari terus ikuti-lah apa yang aku ucapkan ini. Aku ingin membawa pikiran kalian untuk dapat kita melihat kenyataan-kenyataannya yang sesungguhnya, yang hidup pada lingkungan-lingkungan kita sendiri, yang betapa luas dan teramat banyak. Bahwa, kekuasaan itu bagai mbah dukun, kalian mengetahuinya, kan? Kalau aku bilang mbah dukun itu artinya tidak lain adalah dia yang paling banyak memunculkan mantra-mantra culas. Paling banyak pula ucapan yang manis-manis, semacam fetis yang kelewat manis. hahaha.., entar aku tertawa dulu ya. Maaf, maaf.
Ya, begini-lah watak demokrasi bangsa kita, yang kata kawan-kawan di daerah Jawa, watak demokrasi "wani piro", mana uangnya dia terhormat.? Memang sejak jauh hari budaya berdemokrasi di bangsa ini sudah menjadi patologis. Segalanya dibolehkan berkompromis tak tau batas, meski bersimbiosis antara oportunis dan industrialis. Memang, kejahatannya amat kejam. Karena malas pikir, dan tak pernah mau mengenal cita-cita sejarah berdirinya bangsa ini, sungguh, apalagi, apalagi praktis tak pernah mengetahui Multatuli.? hahaha.. tertawa lagi, maaf ya, banyak bahak tawanya nih. Abisnya kenyataanya lucu, sedih dan sadis. Abisnya pula, semua dari mereka pada kulitnya mesti kelihatan wangi, meski di dalamnya begitu amis. hahaha.
Kawan-kawan, berhentilah menjadi pemujanya, manusia-manusia dangkal, pelit, angkuh, korup dan iblis, karena mereka bukan artis.! Apalagi toko mistis. hahaha. Ahk, segera kita sudahi-lah kultus overdosis itu, karena tidak hanya bikin hidup berantakan tetapi juga bisa otak menjadi makin kempis. hahaha.
Teman-teman, mari kita sikapi saja dengan nalar yang dingin, skeptis, dan kritis.! Maka, jadilah voter yang dewasa, tetapi bukan, bukan fundamentalis.! Mengapa? Agar jiwa dan raga makin optimis, bukan apatis, namun nggak juga utopis.! hahaha. Iya kan. Kalau nggak percaya, tanya saja mbah dukun tadi, yang tindakannya kelewat manis.
Akh, kelola-lah hati anda sendiri dengan berjarak, saudara-saudara sekalian, dan, tak lupa dengan sikap yang realistis. Maka, untuk itu eksis-lah di dunia yang dinamis dan elastis. Tentu saja bukan di Atlantis. hahaha...
Baiklah. Orasi "jelang pelpres jangan pilih capres penculikss!" dariku ini sudah hampir selesai. Bahwa kita semua, kawan-kawan, saudara-saudara, dan teman-teman, kita semua punya hak menentukan arah jalan hidup sendiri, tak ada yang bisa membatasi.! Termaksud punya hak menentukan masa depan bangsa ini. Termaksud juga kamu, iya kamu, siapa lagi kalau bukan kamu, juga punya hak kok... hahaha. Karena itu, kita bebas segera menentukan pilihan untuk tidak memilih siapa pun pada hari coblosan nanti, itu juga pilihan.!
Maka, untuk mengakhiri catatan basa-basi orasi penuh "kegilaan" yang otentik ini, aku ingin berseru: duhai para DPRD, WALIKOTA, BUPATI, LURAH, CAMAT, KEPALA DESA, DPR-RI, HAKIM-HAKIM, JAKSA-JAKSA, MPR dan PRESIDEN, KALIAN BACA-LAH KEGILAAN TULISAN INI, YANG BERSUMBER DARI SUARA RIBUAN DAN JUTAAN KORBAN DALAM KENYATAAN-KENYATAAN YANG HIDUP DAN PALING LUAS, RALITA TERBANYAK MANUSIA-MANUSIA TERLUKA-LUKA, TERKAPAR SEKARAT, TERCABIK-CABIK, TERLUNTA PAKSA SEMACAM HABIS DIPERKOSAN BERUNTUN, BERGANTI-GANTI, BERDARAH-DARAH AKIBAT PEMBODOHAN DAN KEBOHONGAN KALIAN, MANUSIA-MANUSIA IBLIS. BACA-LAH, SEKALI LAGI BACA-LAH AGAR MORAL DAN TINDAKAN KALIAN BISA BERADAB DAN LEBIH MANUSIAWI..!
Lentera Merah.
Statman itu berdasarkan situasi dan kondisi....
BalasHapus