PENAKUT ATAU KETIDAKBERANIAN

Penakut atau ketidakberanian, itu dua kata yang sama maknanya. Dan tentu tak berprinsip. Tidak berpendirian. Kedua kata tersebut seringkali ada pada diri kita, dan memang ada. Tak lain ia adalah penyakit jiwa yang semestinya bisa dihancurkan oleh diri sendiri. Diri yang telah dilatih dan diuji pendirian dan keberaniannya untuk keras seperti baja.

Penakut atau ketidakberanian juga ternyata sumber kekacauan. Tau kah kau itu, ia sumber keragu-raguan, sumber dari tidak adanya prinsip, sumber kehancuraan, pengkhianatan, kebohongan dan pembodohan. Sungguh. Karena tidak berani mendidik diri untuk gigih mengatakan kebenaran, dan memikul konsekuensi.

Bayangkanlah ini, sesama teman, sahabat atau saudara bisa saling mengkhianati dan membohongi, menyakiti dan melukai, bahkan pada diri sendiri pun demikian apabila rasa takut telah mendahului menguasai jiwa dan dirinya, rasa takut terhadap apapun. Tau kah kau kenapa itu dapat terjadi? Karena diri sendiri pelit melatih keberanian untuk bisa teguh berpendirian yang jujur. Itulah sebabnya. Bisa kah kau mau berani mengerti.?

Akh, jangan rela menjadi penakut, tetapi bukan berarti harus menjadi berani yang pengecut, menghalalkan ketidakmanusiawian dengan mengamini tindak tanduk culas manusia-manusia iblis. TIDAK.! Mengapa? Karena kita bukan generasi pecundang.!

Jadilah berani.! Hey, ingat-ingatlah ini, "keberanian itu bukan anugerah, tetapi hasil latihan berhari-hari, setiap hari.!", seperti itulah yang diserukan maha guruku, Pramoedya Ananta Toer.


04, November, 2022

Lentera Merah

Komentar

Postingan Populer