SIA-SIA SUDAH
Sia-sia Sudah
memang hanya
sementara
tapi rindu
mencekik rasa
mata yang
malu-malu menatap
lekuk senyum dan
bahak tawa mu
yang girang dan manja
memeluk jiwaku
tapi kita tak saling
mendekap,
apalagi ada dan berbagi cerita
pada impi dan cinta
seperti itu kah.?
tanya-jawab yang
rasanya hanya semenit
dan kau datang tak
kenal waktu berminit-menit
mengganggu
kebisuanku
hingga bergegas aku menyeberangi rumahmu
di jalan tengah itu, kepalaku mendongak
tapi hanya kekesalan yang datang
barangkali, karena kau tak tahu aku tiba
apakah kita hanya
diuji seberapa tulus rasa
pada ruang dan
waktu yang berbeda.?
aku tak tahu
aku tidak memahami
siapakah yang bisa benar-benar membaca suara hati seseorang?
tidak ada,
dukun berjenggot panjang, gondrong
yang paling cerdik mantranya dan pintar berbohong sekali pun,
tak akan mampu, sungguh...
ahk, tak ada yang
bisa mengukur rasa
ini tiada
terbilang
tak ada hujung dan
tepi
cinta memang
begitu
sesering mengajari
kita membenci
tapi kita tak bisa berbohong untuk tak bisa
benci
ia hanya
mengundang emosi,
dendam dan kasih
sayang
keras, menggejolak di dada dan kepala
ada harapan dan
tujuan
tapi tak pernah
tersampai
nyatanya, hanya ada kemungkinan
mungkin kita sama-sama mengetahui
dalam jiwa
ada rasa tapi dimampuskan
ada jiwa tapi
kosong
seperti cahaya
bulan
yang ditutupi
awan-awan hitam
sebagaimana gelap yang hanya meyisikan sedikit cahaya
sia-sia
ya, sia-sia sudah.
Ternate, 02 Juli, 2019
Lentera Merah
Komentar
Posting Komentar