AKU BERPIHAK KEPADA KORBAN!

Kepalkan tinjumu ke langit-langit!

Kepadamu korban, aku berpihak dengan segala kemampuan dan ketidakmampuanku.! Dengan keunikan-keunikanku yang otentik, bersama nilai-nilai keindahanku yang di mata segelintir manusia-manusia "beradab" mencemoohnya sebagai suatu keindahan compang-camping dan menyesatkan.

Namun di antara kenyataan-kenyataan yang ada, fakta-fakta yang hidup dalam lingkungan-lingkungan kita, begitu kuatnya melahirkan sikap keimanan pada diri, mempertahankan kepala di atas permukaan air bah peradaban orde. Bahwa aku tetap berpihak kepada korban dalam sebuah realita terbanyak dan paling luas manusia-manusia miskin papa, yang tercabik-cabik derita dan kesengsaraan, terkapar sekarat, terkoyak-koyak, terlunta paksa semacam habis diperkosa beruntun dan berganti-ganti akibat kebengisan manusia-manusia iblis.

Aku berpihak kepadamu korban, karena aku berpihak kepada kemanusiaan.! Sebab sampai sekarang kita masih percaya bahwa keberanian menyatakan sikap keberpihakan pada kemanusiaan adalah suatu keimanan yang membuat diri menjadi seorang manusia bermartabat, beradab dan lebih manusiawi.

“Aku berpihak kepada korban!” bukan-lah suatu kata-kata bualan semu, atau, dongeng-dongeng durjana sesaat borjuasi, yang haus pujian, miskin prestasi dan gila hormat. TIDAK.! Tetapi ialah suatu pernyataan diri sendiri, menentang ketidakmanusiawian, sifat-sifat manusia-manusia munafik, manusia iblis yang tak menghormati kemanusiaan.!

Ya, aku berpihak kepada korban, serta dengan penuh keyakinan-keyakinan yang telah dilatih selama ini; bahwa tugas untuk menjalankan kebenaran berdiri tegak di atas permukaan kenyataan-kenyataan, berdiri di atas segala-galanya melampaui batas-batas kecemasan, rasa takut dan ketidaknyamanan hidup.
Tentu saja berjiwa suka rela, berhati baja dan tak mudah goyah oleh kekalahan. Dan percaya pada kekuatan solidaritas, sayang pada sesama kawan, rajin belajar, berbagi dan banyak siasat kemenangan.!

Ah ya, katakan-lah sekarang aku berpihak kepada korban tanpa pambrih.! Bahwa kemewahan yang kita punya saat ini adalah sesuatu yang bernama KEBERANIAN, dan bukan senilai angka-angka bernama uang, bukan jabatan apalagi kecurangan.! Oh, ya, bukan pula kedudukan tanpa kemanusiaan.!

Ayo, dengan segala keunikan dan keindahan individu-individu, kita yang tersisa ini, mari bergandengan tangan, saling menjinjing kekuatan, melahirkan-lah kembali badai kemarahan yang tersesak di dalam dada karena penindasan.
Kemudian keras meneriaki pembodohan dan kebohongan sekali lagi mereka manusia-manusia iblis yang menginjak dan melecehkan kemanusiaan, yang mengakibatkan malapetaka kehancuran.!

Lalu, berseru-lah pembebasan; bahwa kita semua harus berpihak kepada korban.!


Ternate, 25 November, 2023
Lentera Merah

Komentar

Postingan Populer