CERITA I (N, Perempuan Yang Berani Angkat Suara.!)
N, PEREMPUAN YANG
BERANI ANGKAT SUARA!
N, nama yang baik. Tau kah kau, dahulu ustadz ku, di
sekolah Ibtidayah, pernah bilang nama itu memiliki artinya “cahaya”. Uh,
sesuatu yang “wah”. Indah sekali kan, bila aku berada di sisi gelap untuk memberikan
kebijaksanaan sinarnya tanpa pambrih. Sebagaimana Bulan purnama saat Hijriah malam
ini mencahayai gulita pada isi semesta tanpa meminta balas dengan cinta atau
pun dendam.
Aku senang berkenalan dengannya. N, ia sosok perempuan
yang tangguh dan berjiwa hebat bagiku. Tak pernah memperlihatkan kecemasan dan
ketakutan, seorang yang lincah bicara dan selalu tampil dengan wajah gembira di
depan teman-temannya. Selain itu pula, N, juga satu dari sekian ratus dan ribu
meliaran perempuan yang beruntung aku kenal di muka Bumi, karena ia kukuh dan
berani angkat suara tentang apa yang tersentuh di hati dan dirasakannya dalam
kenyataan, sesuatu yang melecehkan, menghinakan, dan melukai kemanusiaan, tak
segan-segan ia menerjang langkah dan bervokal lantang meneriakinya. Bahkan, ia
pun menghendaki pembebasan atas segala kebijaksanaan yang baginya dibikin hina
oleh segelintir manusia-manusia jahat dan iblis, mereka yang bersorban, berjuba
malaikat, dan rajin melaksanakan ibadah tetapi rajin pula melakukan maksiat.
N, sosok perempuan yang hebat bukan.? Oh, tentu saja penuh
ketegaran dan hebat. Darinya-lah aku benar-benar belajar makna terdalam sebuah
kata ketulusan dan keberanian, sungguh.
Di satu pulau bernama, Moti, pada tahun 1998, 29
April, perempuan berjiwa hebat itu dilahirkan, merengek bersamaan jeritan dan dalam
kubangan darah Rahim seorang manusia yang disebut, Ibu. N kecil tumbuh dengan
belaian tangan dan basuhan asuh dari kedua orang tuanya sendiri yang amat cinta
penuh dedikasi dan pengorbanan. Bapak dan Ibunya pekerja Buruh-Tani, menggarap dan
mencangkul tanah yang bukan miliknya. Namun, perempuan berjiwa tangguh itu,
masa remajanya sarat dengan kegembiraan di tempat kelahirannya, Moti. Saat
memasuki usia 16 tahun, ia disekolahkan di Madrasyah Aliyah Swasta, dan kelak
dinyatakan lulus pada tahun 2016.
“Kuliah di kota Ternate, melanjutkan sekolah”, tak
ragu kalimat itu dilepaskan bibinya dengan semangat dan masuk ke telinga sang
Buruh-Tani, kedua orang tuanya. Melihat semangat suara itu, kedua orang tuanya
kemudian mengiyakannya tanpa memperlihatkan kepadanya pertimbangan-pertimbangan
apapun yang akan terjadi di depan.
Demi kemewahan cita-cita, N kemudian berani jauh dari kedua
orang tua dan teman-temannya, ia menanggung konsekuensi derasnya rasa rindu
kelak. Perempuan hebat itu gagah mendendangkan langkah, naik ke kapal laut,
berangkat membawa keindahan khayal-khayal yang hidup di dalam kepala, dan
meninggalkan kampung halaman, kampung yang akan habis menelan masa mungilnya
kelak. Kapal yang ia naik pun bertolak dari dermaga kampungnya, berlayar menuju
ke kota impian, terombang-ambing di atas perairan laut Maluku Utara, melewati
pulau-pulau dan pasir pantai putihnya.
Universitas Khairun, salah satu tempat pendidikan
ternama di kota Ternate, menjadi pilihannya sendiri untuk menimbah ilmu dan
pengetahuan. Ia menendang langkahnya dipimpin cita-cita, impian dan harapan.
Berharap bisa membawa pulang kabar kebahagiaan ke kampung dan melahirkan sebuah
kebanggaan di wajah Ibu dan Bapak, Bibi, Om, dan sanak famili. Di Program Studi
Sastra Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, adalah tempat untuk memulai…
8/7/2023
Lentera Merah
Komentar
Posting Komentar